Kajian Etnomedicine Tumbuhan Obat Antiinflamasi Pada Masyarakat Samin Kecamatan Margomulyo Bojonegoro
Isi Artikel Utama
Abstrak
Pemanfaatan tumbuhan obat banyak dilakukan oleh suku di Indonesia, salah satunya masyarakat Samin. Peggalian informasi penggunaan tumbuhan obat dapat dilakukan dengan metode etnofarmasi. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan tumbuhan sebagai obat antiinflamasi, cara pembuatan, cara penggunaan tumbuhan sebagai bahan obat antiinflamasi pada suku Samin, dan untuk mendapatkan nilai UV serta ICF berdasarkan analisis bioprospektif. Penentuan informan pada Masyarakat Samin dengan metode Snowball sampling, dilanjutkan wawancara semi-structured. Tumbuhan yang berpotensi sebagai antiinflamasi dilakukan analisis Bioprospektif. Parameter bioprospektif yang diujikan yakni UV, ICF. Nilai ICF digunakan untuk identifikasi kategori penyakit yang paling penting dan digunakan sebagai parameter pada spesies tanaman untuk dilaksanakan penelitian lebih lanjut. Nilai UV yang merupakan tumbuhan yang paling banyak digunakan dan tingkat kepercayaannya tinggi untuk pengobatan.Didapatkan 11 jenis penyakit antiinflamasi, 28 tumbuhan antiinflamasi. Didapatkan 6 penyakit antiinflamasi diantaranya patah tulang dengan nilai 1, tersengat lebah 1, gondong 0,75, luka gores 0,75, asam urat 0,33, dan sakit gigi 0,33. Hasil nilai ICF diatas, kemudian didapatkan tumbuhan yang digunakan untuk pengobatan antiinflamasi dengan nilai UV paling tinggi yaitu sirih 0,91, sambiloto 0,83, talas hitam 0,83, sukun 0,5, dan salam 0,5. Kelima tumbuhan tersebut yang perlu dilakukan penelitian lebih lanjut yaitu tumbuhan talas hitam, yang mana belum ada penelitian yang membahas lebih dalam, sehingga tumbuhan talas hitam menjadi sumber potensial antiinfamasi baru.