EFEKTIVITAS TERAPI INSULIN TERHADAP GLUKOSA DARAH DAN HbA1c PASIEN DIABETES MELITUS DI RUMAH SAKIT UMUM X JAKARTA SELATAN
Isi Artikel Utama
Abstrak
Diabetes melitus merupakan suatu keadaan serius dan kronis. Komplikasi akut dan kronis, bahkan hingga kematian sering terjadi pada pasien diabetes melitus. Jakarta Selatan memiliki prevalensi diabetes melitus tertinggi ke-4 yaitu sebesar 2,83%. Tujuan penelitian ini yaitu menganalisis efektivitas terapi insulin dengan mengkaji perbedaan glukosa darah dan HbA1c setelah 4 bulan dan 8 bulan terapi pada penderita diabetes melitus. Metode Penelitian dalam penelitiain ini merupakan analisis deskriptif kuantitatif dengan pendekatan cohort retrospective. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 92 pasien diabetes melitus dengan terapi insulin yang melakukan pemeriksaan HbA1c bersama GDS secara rutin pada tahun 2023 diambil dengan metode purpossive sampling. Hasil penelitian menunjukkan pasien paling banyak merupakan kelompok usia 56-65 tahun (45,7%), jenis kelamin paling banyak adalah perempuan (57,6%), dan 76,1% pasien memiliki penyakit penyerta. Terapi insulin yang paling banyak digunakan yaitu terapi kombinasi insulin Rapid acting dan Long acting (63%). Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu tidak terdapat perbedaan yang siginifikan baik kadar GDS setelah 4 bulan terapi (P=0,442) maupun kadar GDS setelah 8 bulan terapi (P=0,148), dibandingkan dengan GDS bulan ke-1, dan terdapat perbedaan yang signifikan baik kadar HbA1c setelah 4 bulan terapi (P=0,000) maupun kadar HbA1c setelah 8 bulan terapi (P=0,000), dibandingkan dengan HbA1c bulan ke-1.